Masih ingatkah lagu "True Colour"nya Phil Collins?
Dalam liriknya ada sebagian liriknya yang memuat sbb:
"..And see your true colours
Shining through
I see your true colours
That's why I love you
So don't be affraid to let them show
Just show me your true colours.."
This texts menggema keras di kepala g beberapa waktu belakangan ini.. Pertamanya karena ada seseorang yang cerita ke g kalau temennya itu berasal dari lingkungan berada, dimana 'kebetulan' temen2nya adalah orang2 yang berasal dari kalangan super duper tajir (yang jauhhh lebih tajir dari dirinya), jadi pas mau ketemuan sama temennya, dia malu kalo "cuma" dianter pake motor. Another story, dia juga malu untuk undang temen2nya ke rumahnya karena rumahnya ga semewah rumah temen2nya.. Pdahal rumahnya sendiri ada di lingkungan yang ga buruk, rumahnya pun ga bisa dibilang jelek.
Well, g langsung merenung saat itu juga and say 'sedih banget ya ga bisa jadi diri sendiri'.
G menyadari benar kalau perasaan "superior" itu pasti ada dalam diri setiap orang. G sendiri berjuang dalam hal ini, apalagi pas masa2 remaja. Pengennya orang liat kita oke, keren, hebat, ga kurang sesuatu apapun juga. I thought semua orang pasti juga merasakan hal2 seperti ini, tapi kalau harus membuat kita menjadi orang lain, karena merasa bahwa kita ga diterima di lingkungan kita dengan keadaan kita saat ini, seharusnya ada yang salah (in my opinion). Mungkin lingkungan kita yang salah (terlalu tinggi gap antara temen2 sama kita sendiri) atau bahkan kita sendiri yang salah (karena ga bisa menjadi orang yang menghargai diri sendiri dan membuat penilaian orang lain menjadi "harga" buat kita).
Semakin besar, g semakin banyak bertemu dengan temen2 dari berbagai kalangan. G sadar bahwa memang ga semua orang bisa menerima g apa adanya. Ga dikit juga yang mau berteman 'hanya' karena iming2 tertentu. Jadi yang pasti ya pinter2 (bijak) cari temen yang bisa dipercaya dan membuat g merasa nyaman menjadi diri g apa adanya. Meskipun mungkin rumah g ga mewah, tapi g PD2 aja tuh untuk undang temen g maen di rmh g, ngerumpi, bahas Alkitab, bahkan masak bareng, meskipun alat2 masak dirmh g terbatas banget dan banyak juga yang tua (jadi emang rada ga layak pake), but we had fun though. Mungkin kendaraan g jg ga yang termewah, bahkan seringkali g nebeng temen atau nyari taxi (or transjakarta or any angkots) untuk pegi2, but g happy2 aja untuk bisa gaul n maen bareng.
Meskipun ga selalu g rasakan hal ini (PD setiap waktu), but I know for sure that most of my close friends know me very well. Mereka tau 'kekayaan' g, termasuk 'ketidakpunyaan' g. Kalo pas lagi boke yah santai aja bilang, 'ga ada uang neh, ga usah makan yang mahal2', kalo ada duit yah ga kalah semangat 45nya utk nyoba makanan2 baru yang seru (baca: mahal). Pegi jalan2 juga ga perlu setiap kali keluar negeri, kalo boke yah ke Bandung atau jjs di Jkt aja oke kok, yang penting kebersamaannya juga kan?
G percaya Tuhan ijinkan g untuk punya temen2 yang ada diatas dan dibawah (secara ekonomi) untuk membuat g melihat dengan cara yang lebih baik. Untuk belajar bersyukur sekaligus memahami kebutuhan sekeliling g, dengan begitu g semakin 'diperkaya' didalam Tuhan.
Ada 1 ayat di Amsal 30:8b-9 yang mengingatkan g ttg hal ini. Bagus untuk jadi perenungan.
"..Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkalMu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku".
Setelah g kerja n menghasilkan uang sendiri, kadang g suka merasa enak banget si ya jadi orang yang bawaan lahirnya da tajir. Sementara g kerja n berusaha lebih keras, tapi kalau ngomong 'kepemilikan harta', kalah dah sama yang dari sononya udah tajir. Sementara beli barang harus nabung2 dl, dipikir2 dl, direncanain dl, ehhh si 'tajir' tinggal beli the greatest brand, model termutahir dengan harga yang tertinggi. Kalau mao ngadu kemampuan, g rasa g ga kalah, tapi kalo ngadu penampilan, yahhh beda lah.. hehe..
Mungkin hal yang paling buat g 'iri' adalah kesempatan yang diperoleh, sementara kalo g mao sekolah ke LN aja sekarang masih dalam tahap 'bermimpi', sementara orang itu dengan mudahnya milih negara mao yg mana, haduhh, enak bener... Haha.. Tapi g rasa kesempatan datang berbeda untuk tiap orang, hanya orang2 yang mau berjuang dan bermimpi yang mampu meraih ke langit tertinggi dan terUTAMA menggenapi hidupnya untuk tujuan Ilahi :) >> terlalu banyak cerita orang2 yang telah membuktikan hal ini.
Kesimpulan post kali ini adalah I am happy being myself :) Ga perlu untuk jadi orang lain atau pretend to be one untuk membuat g diterima 'n God says that "Oleh karena engkau berharga dimataKu dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau..". Well, start to accept yourself, show your true colour, keep shining, and remember what God says about you. That's the most important thing in life!
GOD bless :D
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar